Jumat, 13 Desember 2013
TUGAS 3 SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
BAGAIMANA HUBUNGAN PRINSIP BISNIS DENGAN KEPUASAN KONSUMEN ?
Nama : ANYA ADRIANA
Kelas : 3EA25
NPM : 11211001
1. Set Strategy
Hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menyusun suatu strategi dengan berpegang pada suatu prinsip, yaitu bagaimana memudahkan konsumen dalam melakukan bisnis dengan perusahaan. Perlu diperhatikan, bahwa konsumenlah yang akan menjadi sumber pendapatan perusahaan karena merekalah yang akan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Perusahaan harus memastikan bahwa cara berbisnis yang ditawarkan tidak merepotkan atau menyilitkan mereka, sebaliknya justru mempermudah mereka dalam mendapatkan produk atau jasa yang dibutuhkan. Jalan yang paling mudah untuk mulai membangun strategi perdagangan melalui dunia maya yaitu dengan cara berempati, yaitu berfikir seperti layaknya seorang konsumen. Paling tida ada 5 (lima) “syarat” konsumen yang harus selalu diperhatikan dan dipenuhi, yaitu masing-masing:
“Don’t Waste Our Time” – yang memiliki arti bahwa perusahaan harus menerapkan mekanisme perdagangan yang cepat dan tidak membuang-buang waktu berharga konsumen. Contohnya, jika ingin menerapkan pembayaran melalui website, harus dipastikan bahwa mekanisme pengisian formulir dan pembayaran dapat dilakukan dengan cepat. Dengan kata lain, rangkaian aktivitas mulai dari pemilihan produk atau jasa sampai dengan proses distribusi, harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dilihat dari perspektif konsumen.
“Remember Who We Are” – merupakan suatu prinsip dimana perusahaan harus memberikan perhatian yang cukup kepada konsumen yang dilayaninya, terutama mereka yang telah pernah melakukan transaksi sebelumnya dengan perusahaan. Peran sistem basis data konsumen sangat menentukan di sini, dimana perusahaan harus mengetahui karakteristik masing-masing konsumennya sehingga tahu betul cara melayani mereka.
“Make It Easy for Us to Order and Procure Service” – mengandung makna bahwa selain cepat, proses pemesanan dan pembelian barang pun harus dapat dilakukan secara mudah, dan tidak bertele-tele. Harap diperhatikan bahwa dengan menggunakan teknologi informasi, belum tentu semuanya dapat berjalan dengan cepat dan sederhana, karena untuk barang-barang yang bersifat fisik (tidak dapat didigitalisasi), proses pengiriman atau distribusi secara fisik tetap dilakukan, sehingga jarang justru akan melibatkan proses-proses manual (konvensional). Contohnya adalah pengiriman buku dari luar negeri ke dalam negeri yang harus tertahan di kantor pos karena si pemesan harus membayar pajak tambahan terlebih dahulu, dan mengambil barangnya di kantor pos.
“Make Sure Your Service Delight Us” – menekankan bahwa perlunya perusahaan untuk selalu memuaskan konsumen dilihat dari segi pelayanan (customer service) yang diberikan. Ada pepatah mengatakan bahwa ‘good service is proactive service’, yang berarti bahwa perusahaan jangan selalu beranggapan bahwa semuanya telah dan akan berjalan dengan baik. Manajemen harus dapat mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi dan menimpa konsumennya. Misalnya adalah pengiriman paket yang mungkin lebih lambat dari jadwal yang telah dijanjikan. Terhadap berbagai hal yang mungkin terjadi ini, perusahaan harus memiliki ‘senjata’ untuk dapat mengembalikan kekecawaan konsumen karena adanya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tersebut.
“Customize Your Products and Service for Me” – adalah sebuah hal yang secara teknis telah mungkin dilakukan pada saat ini, yaitu perusahaan dapat menciptakan dan menjual produk atau jasa yang unik terhadap kebutuhan spesifik konsumen tertentu. Misalnya adalah seorang konsumen yang menetapkan sendiri kriteria pesawat dan hotel yang ingin dipergunakannya selama bepergian ke luar kota. Tentu saja perusahan perlu mengadakan kajian terhadap kemungkinan dapat dipenuhinya kebutuhan tersebut, mengingat besarnya investasi yang kerap harus dikeluarkan untuk dapat memberikan pelayanan seperti ini.
2. Focus on the End-Customer
Setiap proses bisnis pasti memiliki konsumen yang secara langsung maupun tidak langsung “menkonsumsi” produk atau jasa yang ditawarkan. Pada tahapan ini, adalah penting bagi perusahaan untuk mengkaji dan mendefinisikan siapa sebenarnya konsumen lansung (end-customer) dari produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini perlu dilakukan menimbang prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pada akhirnya, merekalah yang akan menikmati atau mengkonsumsi produk tersebut, bukan para distributor atau retailer. Jika terjadi kesalahan mekanisme bisnis pada salah satu titik distribusi tersebut yang menyebabkan konsumen tidak puas (misalnya kesalahan dalam proses ‘handling’ sehingga produk menjadi cacat), maka perusahaan-lah yang akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, adalah langkah yang tepat untuk selalu memperhatikan dengan seksama perilaku dan penilaian end-customer terhadap kualitas produk dan pelayanan yang diberikan.
Di dalam dunia maya, terjadi fenomena yang disebut sebagai “disintermediation”, dimana dengan adanya internet memungkinkan terjadinya proses perdagangan langsung antara pihak pencipta produk dengan end-customer-nya, tanpa harus melalui perusahaan-perusahaan “broker” lainnya. Tentu saja, hal ini akan menekan biaya distribusi sehingga secara langsung akan berdampak pada harga produk atau jasa yang ditawarkan. Jika end-customer menyadari hal ini, maka mereka tentu saja akan memilih untuk berbisnis langsung dengan perusahaan pencipta produk tanpa harus melalui perantara lainnya.
Langkah mengetahui end-customer juga dapat dipergunakan untuk memperhatikan basis komunitas konsumen yang terbentuk sehingga perusahaan dapat dengan mudah memfokusikan dirinya pada segmen tersebut. Disamping itu, dengan mengetahui karakteristik end-customer, perusahaan juga dapat melakukan “bargaining” terhadap distributor atau retailer yang memiliki basis komunitas konsumen yang besar dan baik.
Pertimbangan terakhir adalah kenyataan bahwa yang memegang uang untuk membayar produk atau jasa yang ditawarkan adalah end-customer, sehingga merekalah yang secara prinsip harus dijaga kepuasan dan loyalitasnya.
3.Redesigning Customer-Focus Business Process
Ketika konsep Business Process Reengineering (BPR) diperkenalkan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, banyak perusahaan yang mulai melakukan rancang ulang terhadap proses dan aktivitas internalnya agar tercipta suatu alur yang efisien (cheaper, better, and faster). Hanya saja ada kesalahan prinsip yang sering dilakukan, yaitu dimulainya melakukan proses perancangan dari dalam ke luar (from inside to outside), padahal tujuan akhir dari perubahan proses bisnis tersebut adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, yang notabene berada di luar perusahaan (eksternal). Proses perancangan ulang yang benar adalah dengan memualinya dari aktivitas terluar, yaitu yang menghubungkan perusahaan dengan konsumennya (customer focus business process). Dengan selalu beranggapan bahwa “customer is a king”, perusahaan berusaha mencari tahu dahulu hal-hal apa saja yang menjadi tuntutan konsumen terhadap cara-cara atau mekanisme perusahaan dalam melakukan perdagangan melalui internet, barulah manajemen menentukan proses bisnis yang sesuai yang harus dilakukan secara internal untuk mendukung kebutuhan tersebut. Proses ini dinamakan sebagai “Redesigning Processes from the Outside In). Dalam kerangka manajemen e-commerce akan terlihat bagaimana perusahaan akan melakukan “streamlining” terhadap beberapa proses berikut secara berurutan:
1. Customer Service Business Process (Virtual Market)
2. Internal Supply Chain Management
3. Vendors and Suppliers Management
4. Wire Company for Profit
Setelah proses bisnis selesai dirancang ulang untuk menyesuaikan dengan karakteristik bertransaksi di dunia maya, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan infrastruktur perusahaan untuk memungkinkan terjadinya mekanisme bisnis yang diinginkan. Yang paling penting untuk dikathui di sini adalah bagaimana mentransformasikan kebutuhan bisnis dengan spesifikasi teknologi informasi yang ada (business and information technology alignment). Ada 4 (empat) “bahasa” yang dapat dipergunakan untuk menjembatani gap yang biasa terjadi antara sisi bisnis (demand) dengan sisi teknologi (supply), yaitu sebagai berikut:
-Customer Profiles – merupakan karakteristik konsumen beserta perilakunya yang akan sangat menentukan tipe aplikasi yang cocok dipergunakan sebagai sarana untuk melakukan mekanisme perdagangan. Sistem antarmuka (user interface) merupakan kunci dari efektivitasnya sebuah situs e-commerce dalam merangsang konsumen untuk melakukan transaksi melalui internet.
-Business Rules – dimana merupakan pengejawantahan dari kebijakan perusahaan (company policy) dalam melakukan mekanisme bisnis dan perdagangan. Aturan-aturan ini secara implisit maupun eksplisit harus dapat didefinisikan dengan jelas sehingga pihak perancang teknologi informasi dapat menentukan sistem yang sesuai dengan kebutuhan tersebut dan dapat memimikkan aturan-aturan proses yang berlaku. Termasuk dalam kategori ini adalah mekanisme jual beli, aturan perpajakan, cara penentuan harga, fasilitas pemotongan (discount), dan lain sebagainya.
-Business Events – adalah kumpulan dari aktivitas utama yang biasa dilakukan oleh pihak-pihak terkait (stakeholders) dalam perusahaan maupun oleh rekanan bisnis atau konsumen. Misalnya adalah transfer uang dari rekening bank ke perusahaan, penanganan keluhan konsumen, pembuatan laporan berkala perusahaan, permintaan informasi oleh pelanggan, dan lain sebagainya.
-Business Objects - yang pada dasarnya adalah kumpulan dari entiti-entiti bisnis, baik secara fisik maupun abstrak, yang ditemui di dalam aktivitas sehari-hari dan menjadi subjek maupun objek dalam proses perdagangan. Contohnya adalah: pelanggan, pemasok, uang, peralatan, kertas, buku, dan lain-lain. Pengkajian terhadap objek yang relevan dengan bisnis perusahaan sangat penting karena pengembangan aplikasi e-commerce menggunakan prinsip-prinsip “component based development system” yang merupakan konsep pemrograman berbasis objek.
5. Foster Customer Loyalty
Langkah yang terakhir adalah berusaha untuk membuat konsumen loyal terhadap perusahaan e-commerce yang ada, hanya karena dengan loyalitas mereka sajalah maka profitabilitas usaha dapat tercapai. Prinsip-prinsip profitabilitas yang dapat dicapai dengan cara memelihara loyalitas konsumen adalah sebagai berikut:
-Base Revenue – dimana perusahaan harus memiliki model bisnis (business model) yang menjamin adanya pemasukan (cash-in) bagi perusahaan paling tidak untuk mempertahankannya tetap eksis di internet (operational cost). Jika sumber pendapatan ini dapat secara konvensional diterima oleh perusahaan sesuai dengan siklus keuangan yang dibutuhkan, maka perusahaan telah berada dalam posisi yang aman.
-Growth – setelah sumber dasar pendapatan secara aman telah diperoleh, maka tibalah saatnya perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat tumbuh menjadi lebih besar. Cara termudah adalah dengan berusaha meningkatkan jumlah konsumen atau dengan menawarkan produk/jasa baru kepada konsumen yang sudah ada.
-Referral – jika konsumen atau pelanggan tetap merasa puas dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, maka mereka akan memberitahukannya dengan calon konsumen lain. Teknik pemasaran “dari mulut ke mulut” ini terbukti masih menjadi cara yang paling efektif untuk mendapatkan pelanggan di dunia maya, sehingga secara cepat dan pasti perusahaan akan terus mendapatkan pelanggan baru.
-Price Premium – teknik terakhir yang dapat dipakai untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan menerapkan sistem penerapan harga yang berbeda untuk masing-masing konsumen (price discrimination). Kenyataan bahwa konsumen yang loyal biasanya mau mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membeli suatu produk atau jasa dibandingkan dengan konsumen baru merupakan peluang bagi perusahaan untuk memberlakukan harga khusus (price premium) bagi mereka.
SUMBER :
http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/lima-langkah-sukses-bisnis-e-commerce/
http://andrewilliam93.blogspot.com/2013/11/bagaimana-hubungan-prinsip-bisnis.html
Selasa, 05 November 2013
TUGAS 2 SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
BAGAIMANA
KONSUMEN MENCAPAI SUATU KEPUASAN
Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang
puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang
diterima dari sebuah produk atau jasa (Kotler 2000:36). Kepuasan konsumen hanya
dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya.
Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari karyawan
sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu
diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang diberikan
agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi kualitas
pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar
dapat tercapai kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang
erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada
konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka
panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan
konsumen serta kebutuhannya. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan konsumen dan pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan
kesetiaan / loyalitas konsumen. Dengan tercapainya kualitas layanan yang
sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan konsumen karena kualitas layanan
merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan dapat
diwujudkan dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin
sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Ketidakpuasan pada salah satu
atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi
terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk meningkatkan
kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus tetap menjadi perhatian.
Tujuan seorang konsumen yang rasional ialah
mendapatkan kepuasan yang maksimum dari suatu barang yang dikonsumsinya.
Seorang konsumen yang mencapai kepuasan yang maksimum dari mengkonsumsi suatu
barang, dikatakan konsumen tersebut berada dalam kondisi keseimbangan
(equilibrium).
Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai
pada waktu konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Bagaimana
konsumen dapat memenuhi kebutuhan
konsumen? Ada beberapa faktor yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen antara lain: pendapatan konsumen, harga
barang dan selera konsumen.
Sebagai ilustrasi ada dua orang pembeli masuk
supermarket. Orang pertama keluar supermarket tidak membeli apapun, sedangkan
orang kedua keluar supermarket membeli kebutuhannya. Pertanyaannya, pembeli
yang mana yang dapat mencapai tingkat kepuasan maksimum konsumen? Jawabannya, tentunya pembeli yang
dapat memenuhi kebutuhannya. Pertanyaan
berikutnya, mengapa kedua pembeli ada yang bisa membeli dan ada yang tidak bisa
membeli? Jawabannya adalah karena ada kemungkinan sesuai atau tidak sesuainya
pendapatan yang dimiliki, harga barang dan selera pembeli (dimana salah satu
saja tidak memenuhi maka tidak akan terjadi transaksi jual beli itu).
Syarat Mencapai Kepuasan yang Maksimum
“Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang
maksimum, apabila marginal utility dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk
berbagai jenis barang adalah sama”.
Secara matematis syarat tersebut dapat ditulis
sebagai berikut :
MUX /PX = MUY /PY = . . . , dengan kendala, PX.QX +
PY.QY + . . = M
Dimana :
M =
pendapatan uang individu utility perperiode waktu.
MUX =
marginal utility barang X.
MUY =
marginal utility Y.
PX =
harga per unit barang X.
PY =
harga per unit barang Y.
Misalnya pendapatan seorang konsumen perperiode
waktu = $12, dan seluruhnya ingin dibelanjakan untuk membeli barang X dan Y.
Harga barang X : PX = $2 dan harga barang Y : PY = $1.
BEBERAPA STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN
KONSUMEN :
1. Berikan produk yang berkualitas, serta bebas dari
kerusakan ataupun kecacatan saat sampai di tangan pelanggan. Sebaiknya cek
terlebih dahulu kualitas produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan
2. Berikan kualitas pelayanan yang ramah, ketepatan
waktu penyampaian, serta menggunakan sistem yang mudah dipahami para pelanggan.
Sehingga para pelanggan tidak merasa kesulitan dengan pelayanan yang diberikan,
baik pelayanan langsung maupun pelayanan online
3. Fokus pada kepentingan atau pencapaian kepuasan
pelanggan, sehingga produk serta pelayanan yang diberikan dapat memenuhi
harapan pelanggan
4. Memperhatikan harga produk maupun biaya pelayanan
yang sesuai dengan kondisi pasar saat ini, serta sesuaikan dengan nilai produk
atau jasa yang ditawarkkan. Karena pelanggan akan membandingkan antara biaya
yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh dari suatu produk
5. Berikan jaminan keamanan dari produk maupun
pelayanan yang diberikan, sehingga para pelanggan percaya dengan produk ataupun
jasa yang ditawakan dan akan terus menjadi pelanggan setia perusahaan kita.
Misalnya dengan mencantumkan ijin dari Badan POM bagi produk makanan dan obat.
Setelah memiliki
beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,
langkah berikutnya Anda dapat mengukur kepuasan pelanggan Anda dengan beberapa
cara sederhana berikut :
1. Menggunakan sistem saran dan kritik dari para
pelanggan. Misalnya dengan menyediakan kotak saran maupun kritik, atau
menyediakan layanan telepon suara konsumen
2. Dengan mengadakan survey kepuasan pelanggan.
Biasanya dilakukan dengan memberikan kuesioner pada pelanggan yang sedang
membeli produk kita, atau dapat juga melakukan survey dengan melakukan telepon
acak untuk menanyakan pelayanan yang selama ini telah diberikan
3. Dengan mencoba menghubungi kembali pelanggan yang
sudah lama tidak membeli produk kita. Sehingga kita bisa mengetahui penyebab
mereka berhenti berlangganan, apakah karena kecewa dengan produk kita atau
karena ada faktor lain. Sehingga kita dapat mengevaluasi produk serta pelayanan
yang selama ini diberikan Dengan adanya penilaian kepuasan pelanggan kita dapat
mengetahui kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Yang berpengaruh pula
terhadap omset penjualan produk. Untuk itu berikan pelayanan prima bagi setiap
pelanggan Anda, agar mereka merasa senang dan nyaman dengan produk kita.
Kepuasan pelanggan yaitu respon atau tanggapan yang
diberikan para konsumen setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan sebuah
produk ataupun jasa, sehingga para konsumen memperoleh rasa nyaman dan senang
karena harapannya telah terpenuhi. Selain itu kepuasan pelanggan juga sering
dijadikan sebagai salah satu tujuan utama dari strategi pemasaran bisnis, baik
bisnis yang dijalankan dengan memproduksi barang maupun bisnis jasa.
Keberhasilan strategi pemasaran suatu usaha dapat
dicapai jika kepuasan pelanggan telah terpenuhi. Namun untuk memperoleh
kepuasan pelanggan tidaklah mudah, karena tiap pelanggan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda – beda walaupun membutuhkan produk yang sama. Proses
pemenuhan kepuasan pelanggan tidak hanya membutuhkan produk atau jasa yang
berkualitas saja, namun juga membutuhkan adanya sistem pelayanan yang
mendukung. Sehingga para pelanggan akan merasa senang dengan produk atau jasa
yang dibutuhkan, serta nyaman dengan pelayanan yang diberikan.
Adanya kepuasan pelanggan ternyata juga dapat
mempengaruhi omset penjualan yang dihasilkan. Jika pelanggan merasa puas akan
suatu produk maka permintaan akan meningkat dan omset penjualan pun ikut naik,
sebaliknya jika pelanggan tidak merasa puas maka permintaan akan menurun begitu
juga dengan omset penjualannya. Hal
penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu, pelanggan yang kurang puas
dengan suatu produk tidak akan membeli ataupun menggunakan lagi produk yang
kita tawarkan. Selain itu pelanggan yang kurang puas juga dapat menceritakan
kepada konsumen lain tentang keburukan produk yang mereka dapatkan, sehingga
dapat menimbulkan citra buruk di kalangan para konsumen.
SUMBER :
Minggu, 29 September 2013
TUGAS SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
BAGAIMANA KONSUMEN MENGEVALUASI DALAM MENENTUKAN
PILIHAN SEBELUM PEMBELIAN
Philip kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari
merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk
mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan
pembeliannya”(1998:170). Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria
evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli
produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika
berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif.
Evaluasi altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan
konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
Pada intinya setiap perusahaan di dalam menjalankan
usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang
diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup
serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan
dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini
banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik
yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang
ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen, khususnya disini pelayanan. Dengan
semakin ketatnya persaingan dan semakin selektifnya konsumen dalam memilih
produk yang tersedia di pasar, hingga konsumen harus benar-benar teliti dalam
pembelian suatu barang. Apakaha barang itu bisa digunakan dalam jangka pajang?
Apakah memiliki manfaat yang beasar ? dan masih banyak lagi terlihar juga dari
segi kulitas dan kualitatif sehingga membuat perusahaan harus semakin bekerja
keras untuk dapat meraih targetnya dan mempertahankan konsumen untuk bisa
kembali lagi membeli di produk di perusahaan itu.
Dengan banyaknya pesaing, perusahaan dituntut untuk
mendapatkan pangsa pasar dengan jalan menentukan dan memilih langkah-langkah
yang tepat di dalam hal pemasaran. Dengan adanya persaingan seperti ini
perusahaan-perusahaan harus mampu memilih strategi yang tepat untuk memasarkan
hasil produknya, sehingga setiap perusahaan harus berkompetisi dalam menentukan
kebijakan yang akan diambil dan dilakukan untuk memenangkan pasar.
Untuk mencapai tujuan hal tersebut tidak terlepas
dari kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen baik dalam bidang produksi,
keuangan maupun pemasaran. Karena suatu keputusan yang diambil oleh pihak
perusahaan akan menentukan bagi jalannya suatu perusahaan. Keputusan yang tepat
akan menunjang operasional dalam mencapai tujuan dan sebaliknya keputusan yang
tidak tepat dapat menghambat tujuan perusahaan atau bahkan dapat menghancurkan
perusahaan itu sendiri. Adapun Tujuan kegiatan pemasaran yang harus kita pahami
terlebih dahulu adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan
jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya
berkaitan dengan “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen,
persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan,
pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan
karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial
(keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka
(teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang
situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan
mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan
usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya
adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam
proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari
konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan
pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara
strategi pemasaran dan keputusan konsumen. penelitian pemasaran memberikan
informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi
tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi
pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian
evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen
individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola
pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek.
Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan
membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada
organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk
saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada
pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan
kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu
penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen
terhadap merek dan kecenderungan pembelian di masa yang akan datang. Informasi
ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran
kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
KONSEP KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua
atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan,
yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi
membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya
tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan
pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk
memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan
dalam pemecahan ini; Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha
yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan
berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas
karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak
berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak
peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang
lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak
mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai
dengan kebutuhannya.Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih
berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di
tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk
criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses
tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi
kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari
berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli.
Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat
oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant
others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra
dirinya).
Aspek-aspek pemilihan keputusan
o Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
o Pembelian yang sering – Pembelian yan jarang
o Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
o Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas
produk dan merek terkenal
o Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian
dengan pertimbangan
o Pencarian yang kurang matang dan pencarian
intensif
TIPE KETERLIBATAN
•
Situational involvement.
Terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara dan
umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil pendidikan
MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan.
• Enduring
involvement
terus menerus dan lebih permanen umumnya terjadi
karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk, walaupun
pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju. Baik
enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses pengambilan keputusan
yang kompleks. Badge value adalah suatu kondisi dimana mencakup keterlibatan
situasional dan keterlibatan yang menetap. Penelitian dalam penagambilan
keputusan meliputi lima tahap :
1) Penetapan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi terhadap pilihan
4) Pemilihan
5) Hasil dari pilihan
Langkah-langkah ini dapat ditransformasikan ke dalam
tahap-tahap keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan yang komplek :
1) Need Aurosal
2) Proses informasi konsumen
3) Evaluasi Merek
4) Pembelian
5) Evaluasi sesudah pembelian
MODEL SEDERHANA UNTUK MENGGAMBARKAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KONSUMEN
Pengaruh
Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran. Lingkungan social
budaya: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas social,budaya
dan sub budaya. Pengambilan Keputusan Pada Konsumen :
• Sadar akan kebutuhan
• Mencari sebelum membeli
• Mengevaluasi alternative
a) Area
psikologis
o Motivasi
o Persepsi
o Pembelajaran
o Kepribadian
o Sikap
o Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
o Percobaan
o Pembelian ulang
b) Evaluasi Setelah Pembelian
i. Input
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai
sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang
berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
ii. Input Pemasaran
aktivitas pemasaran yang merupakan usaha langsung
untuk menjangkau, menginformasikan, dan membujuk konsumen agar membeli dan
menggunakan produk tertentu. Usaha melalui 4P, yaitu Product, Price, Place,
Promotion.
iii. Pengaruh Sosial Budaya
membujuk konsumen karena adanya lingkungan sosial
budaya seperti keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial,
budaya dan sub budaya
iv. Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen
mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu,
mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen
terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi
terhadap berbagai alternative.
v. Sadar akan kebutuhan
konsumen menyadari akan adanya kebutuhan ketika
menghadapi suatu masalah.
vi. Pencarian pra beli
konsumen berada pada tingkatan ini jika ia
memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan
produk.
vii. Evaluasi terhadap alternative
konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi,
yaitu
- Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk
digunakan dalam memilih.
- Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi
tiap-tiap merek.
- Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling
berhubungan, yaitu :
- Perilaku beli
- Evaluasi pasca beli
SUMBER :
Jumat, 21 Juni 2013
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INGGRIS 2
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INGGRIS 2
PARALLER CONSTRUCTION
1. You
can have a tea or you can have coffee.
-
You has either tea or coffee.
10. The
leopard faces extinction. The tiger faces extinction
-
Both the leopard and the tiger faces
extinction.
Rabu, 12 Juni 2013
TULISAN 27 SOFTSKILL KEWARGANEGARAAN
Mahadewa. Immortal Love (Cinta Mati 4)
Tak pernah ku sangka
Aku bisa merasakan cinta sejati
Dan tak pernah benar-benar mencintai
Manusia di bumi ini
Hingga apapun akan ku beri
Untuk kamu, kamu, kamu
Dan tak pernah aku meminta
Balasan semua, semua, semua
Courtesy of liriklagu.asia
Tuhan pun tahu jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu di lain waktu
Hingga apapun akan ku beri
Untuk kamu, kamu, kamu
Dan tak pernah aku meminta
Balasan semua, semua, semua
Tuhan pun tahu jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu di lain waktu
Tuhan pun tahu jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu di lain waktu
(Tuhan pun tahu) Tuhan pun tahu (jikalau aku) jikalau aku
(mencintai dirimu) mencintaimu (tak musnah oleh waktu) tak musnah oleh waktu
(hingga maut) hingga maut (datang menjemputku) menjemputku
(ku tetap menunggu kamu di lain waktu) di lain waktu
TULISAN 26 SOFTSKILL KEWARGANEGARAAN
Sesungguhnya dan akulah pemilik hatimu
Kau kan rasa cinta yang terdalam
Bersamaku kamu bisa bahagia selamanya
Sepantasnya dirimu seutuhnya untukku
Sempurnamu bila bersamaku
Dan denganku kita kan bahagia selamanya
Sumpah ku mencintaimu
Sungguh ku gila karenamu
Sumpah mati hatiku untukmu
Tak ada yang lain Mati rasaku tanpamu
Henti nafasku karenamu
Sumpah mati aku cinta
Sepantasnya dirimu seutuhnya untukku (untukku)
http://baca-lirik.blogspot.com
Sempurnamu bila bersamaku
Dan denganku kita kan bahagia selamanya
Sumpah ku, sungguh ku
Sumpah mati hatiku untukmu
Tak ada yang lain
Mati rasaku tanpamu
Henti nafasku karenamu
Sumpah mati aku cinta
Sumpah ku mencintaimu
Sungguh ku gila karenamu
Sumpah mati hatiku untukmu
Tak ada yang lain
Mati rasaku tanpamu enti nafasku karenamu
Sumpah mati aku cinta
Sumpah mati aku cinta
Sumpah mati ku cinta
Sungguh cinta
http://www.liriklagu.info/s/seventeen/seventeen-sumpah-ku-mencintaimu.html
TULISAN 25 SOFTSKILL KEWARGANEGARAAN
Resensi Film My Last Love
IDENTITAS
Produser : Dhamoo Punjabi, Manoj punjabi
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Penulis : Ery Sofid, Agnes Davonar
Pemeran : Donita, Evan Sanders, Ajun Perwira
SINOPSIS
Angel (Donita) percaya bahwa cinta sejatinya adalah Hendra (Ajun Perwira). Laki-laki pilihan terbaiknya. Angel malah berkhayal suatu saat kelak hubungan kasih yang telah cukup lama mereka jalin berhiaskan kesetiaan, akan berujung di kursi pelaminan. Suatu ketika, musibah tragis tak terduga menimpa Angel. Mobil mewah yang dikendarai oleh Martin (Evan Sanders), menabraknya. Martin bukannya menolong tetapi malah kabur begitu saja. Membiarkan Angel yang pingsan dengan cedera parah. Angel selamat, tapi kenyataan pahit harus diterimanya. Kedua kakinya cacat, dan Angel semakin terpukul oleh sikap Hendra yang menghilang begitu saja tanpa kabar setelah mengetahui keadaan Angel.
Nadya (Putri Una Astari), sahabat Angel, serta sodara sepupu Angel, Anton (Jordi Onsu), mengajak Angel refreshing di villa Nadya. Tanpa disangka Angel bertemu dengan Martin disana. Angel tak mengenali Martin, tapi Martin mengenali wajah Angel. Martin yang sesungguhnya juga sedang mencari ketenangan diri di tempat tersebut akibat penyesalannya atas peristiwa tabrak lari terhadap Angel, merasa sangat bersalah menyadari cacat kedua kaki Angel. Namun demikian, Martin tak segera mengakui bahwa dirinyalah yang berbuat. Sejak pertemuan itu, Martin bertekad menebus kesalahannya, dengan mencari dokter terbaik yang mampu menyebuhkan kaki Angel.
Seiring perguliran waktu, hubungan Martin dan Angel semakin dekat. Benih-benih cinta diantara mereka bersemi. Angel yang tidak mengetahui bahwa Martin-lah yang telah menabraknya, merasa sangat senang dengan segala perhatian Martin. Angel kemudian dapat melupakan Hendra. Namun, secara tiba-tiba Angel kembali terpuruk dengan mengetahui bahwa Martin juga terkena penyakit, kanker otak. Dalam masa melawan penyakitnya, lewat sebuah surat, Martin memberanikan diri untuk berterus terang kepada Angel bahwa ialah orang yang telah mengakibatkan kedua kakinya lumpuh.
Penilaian Terhadap Film :
Donita yang kiprahnya telah diuji dalam beberapa film sebelumnya, Pupus dan Kehormatan Di Balik Kerudung tampil cukup ciamik dalam film ini. Ia dengan begitu mudahnya menitikkan airmata. Akting yang disuguhkan Donita mampu menutup penampilan Evan Sanders yang tergolong biasa-biasa saja. Lupakan karakter Jordi Onsu yang menurut saya tidak penting, lokasi pub dan rumahnya yang anglenya diambil secara persis pada film Akibat Pergaulan Bebas serta lokasi syuting dikampus yang dapat ditemui di film-film horor komedi dan drama Nayato lainnya. Hal seperti ini tidak mengherankan dimana nayato sering melakukan hal demikian. Nampaknya beliau telah membooking lokasi-lokasi syuting tersebut untuk belasan bahkan ratusan film-filmnya kedepan.
SUMBER :
Langganan:
Postingan (Atom)